Setelah sebelumnya saya
membahas perihal kepuasan kerja beserta dimensi yang melatarbelakanginya,
sekarang saya akan membahas perihal dimensi komitmen organisasi. Komitmen
organisasi merupakan salah satu pendorong lahirnya turnover intention karyawan di perusahaan. Saya tidak akan
mengambil banyak teori perihal ini. Hanya mengambil satu teori dari Allan dan
Mayer yang menyebutkan terdapat tiga dimensi pembentuk komitmen organsiasi seorang
karyawan. Ketiga dimensi tersebut adalah komitmen afektif, komitmen kontinuitas
dan normatif. Apa definisi dan perbedaan mereka, berikut saya akan jelaskan.
- Komitmen Afektif.
Yang dimaksud komitmen afektif adalah komitmen
seorang karyawan yang mengacu pada keterikatan emosional, identifikasi serta
keterlibatan mereka pada suatu perusahaan. Karyawan yang memiliki
komitmen afektif menyatu terhadap organisasi, menerima tujuan dan nilai
organisasi dan bersedia bekerja lebih untuk kepentingan organisasi. Contoh
nyata adalah apabila seorang karyawan bersedia melakukan pekerjaan di luar jam
kerja, bersedia membantu karyawan melakukan pekerjaan yang bukan tanggunng
jawabnya dan berusaha untuk menghabiskan sisa karir di perusahannya tersebut.
Hal – hal tersebut dilakukan karena karyawan merasa sudah menjadi bagian dari
perusahaan dan bangga terhadap perusahaannya. Pegawai yang
mempunyai komitmen afektif yang kuat tetap bekerja dengan perusahaan karena
mereka menginginkan untuk bekerja di perusahaan itu. “stay because you
want to”.
- Komitmen berkelanjutan
Adalah sebuah komitmen dari karyawan yang berkeinginan untuk tetap
menjadi anggota organisasi / perusahaan karena adanya kesadaran akan biaya yang
terkait dengan itu ketika meninggalkan organisasi. Dengan kata lain “stay because
you need to”. Komitmen berkelanjutan hanya ada bila terdapat keuntungan dilihat
dari sisi resiko untuk tetap berada dalam organisasi atau lebih baik
meninggalkan organisasi. Salah satu faktor yang meningkatkan komitmen
berkelanjutan adalah jumlah investasi (dalam hal waktu, usaha, energi) yang
dilakukan pekerja dalam menguasai perannya atau menjalankan tugas
organisasinya. Contohnya adalah seseorang yang tetap bertahan di perusahaan
bukan karena cinta akan perusahaan, melainkan dampak kerugian setelahh keluar dari
perusahaan lebih besar.
- Komitmen Normatif
Sedangkan untuk nkomitmen yang ketiga, yaotu komitmen normatif, adalah keinginan
karyawan untuk tetap menjadi anggota organisasi karena rasa kewajiban, “stay
because you ought to”. Komitmen normatif bisa timbul bila terdapat pemahaman
bahwa lebih baik tetap berada dalam organisasi atau bila terdapat tanggung
jawab moral yang harus dilakukan. Beberapa contoh alasan timbulnya komitmen
normatif yaitu suatu perusahaan telah mengeluarkan biaya banyak untuk biaya
pelatihan dan pendidikan bagi karyawan, pimpinan banyak menghabiskan waktunya
untuk mengawasi dan melatih karyawan sehingga akan timbul perasaan bagi
karyawan untuk wajib membalas budi terhadap karyawan. Oleh karena itu karyawan
menganggap tidak etis untuk meninggalkan perusahaan setelah apa yag telah
perusahaan berikan kepada mereka.
Ok, saya pikir cuma segitu aja pembahasan perihal
dimensi komitmen organisasi ini, mudah-mudahan bermanfaat, bukan nambah bingung
hehehe
@ndy
No comments :
Post a Comment