Dimensi Kepuasan Kerja Pada Turnover Intention Karyawan - 2

Baik, saya akan lanjutkan pembahasan perihal dimensi kepuasan kerja. Kalau artikel sebelumnya, dimensi saya ambil dari para peneliti pendahulu, maka untuk dimensi dalam artikel ini saya akan ambil berdasarkan pengalaman saya pribadi, namun tidak berlaku mutak pada pengalaman orang lain. Mudah-mudahan pengalaman saya ini bisa cocok dengan keadaan di tempat lainnya.

 

1. Lokasi Kerja

Dimensi ini menurut saya mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Kondisi jalanan yang super macet terutama di kota-kota besar seperti Jakarta membuat orang lebih memilih untuk bekerja dengan lokasi yang dekat dengan rumah. Lokasi yang jauh mempengaruhi mood seseorang dalam bekerja, rasa letih selama berjam-jam diperjalanan akan membawa dampak pada kinerja dan akan mengakibatkan kesehatan terganggu. Dampak inilah yang menyebabkan kepuasan kerja menurun, belum lagi bicara mengenai ongkos transportasi. Semakin jauh jarak maka ongkos akan semakin mahal. Lokasi kerja yang jauh membuat kepuasan kerja karyawan menurun dan begitu pula sebaliknya.

2. Status Karyawan

Hampir semua karyawan pasti menginginkan status yang jelas dalam perusahaan. Status menjadi karyawan permanen merupakan keinginan mayoritas karyawan. Karena dengan status tersebut berbagai fasilitas akan didapatkan dan kemungkinan untuk didepak dari perusahaan semakin mengecil. Coba bandingkan dengan karyawan dengan status kontrak. Setiap akan habis kontrak jantung selalu berdebar-debar apakah kontrak akan lanjtu atau tidak, belum lagi fasiliatas yang diterima pastimya lebih minim dari yang permanen, apalagi kalau bicara perihal karyawan outsourcing yang sering menjadi agenda tahunan para buruh demonstrasi ke istana hehe... Untuk mendapatkan status permanen, banyak karyawan harus berjuang keras melalui serangkaian tes. Dengan didapatkannya status permanen maka kepuasan kerja akan semakin meningkat, karyawan merasa dihargai dan dapat diandalkan oleh perusahaan, walaupun banyak juga yang didepak dan tidak membanggakan perusahanan hehe..

3. Fasilitas

Ini adalah persoalan prestise. Semakin tinggi jabatan seharusnya fasilitas yang didapat akan semakin banyak. Jangan sampai perusahaan memberikan fasilitas kepada dua karyawan yang mempunyai level sama dengan fasilitas beda atau level beda fasilitas sama J. Ini akan membuat kepuasan karyawan dalam bekerja akan menurun. Karyawan akan menganggap perusahaan tidak adil. Fasilitas non jabatan yang disediakan oleh perusahaan juga memicu kepuasan kerja karyawan. Semakin banyak fasilitas yang disediakan perusahaan baik itu bersifat fisik ataupun non fisik akan membuat karywan puas dan betah bekerja.

4. Nama besar perusahaan

Menurut saya, ini juga penting dalam menilai kepuasan kerja karyawan. Orang-orang yang bekerja di sebuah perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai nama besar akan memepunyai kepuasan kerja yang lebih baik daripada perusahaan kecil dan tak terkenal. Perusahaan besar akan membanggakan karyawan dan mudah dalam menjawab pertanyaan,...”kerja di mana???”, coba bandingkan dengan perusahaan kecil tak terkenal.....hehehehe...bayangkan saja.

5. Kesempatan belajar

Untuk orang-orang yang gemar belajar dan belajar serta belajar, ini adalah surganya mereka. Berada dalam sebuah perusahaan yang sangat perhatian terhadap pendidikan karyawannya merupakan sebuah anugerah tersendiri. Karyawan yang awal masuk hanya bergelar tamatan SMA bisa jadi setelah pensiun akan mendapat gelar S2 atau bahkan S3, dan itu semua gratis dibiayai perusahaan. Perusahaan yang mempunyai perhatian demikian akan mempunyai karaywan dengan tingkat kepuasan kerja lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang hanya memeras pikiran dan tenaga karyawan lalu diakhir bulan dikasih upah, selesai.

Demikian adalah 5 dimensi kepuasan kerja karyawan menurut pendapat saya, boleh beda silakan, asal jangan berkelahi J. Anda bisa menambahkan, bisa juga mengurangi, terserah anda, namun jangan harap saya juga setuju dengan pendapat anda haha...

@ndy