Monday, September 14, 2015

Turnover dan Turnover Intention



Turnover dan turnover intention merupakan salah satu topik manajemen sumber daya manusia yang sudah lama dikaji oleh para ahli dan sampai detik ini masih merupakan sebuah topik yang relevan dan hangat untuk diangkat ke permukaan.

Beberapa kamus Inggris-Indonesia menyebutkan kata turnover didefinisikan sebagai perpindahan. Sedangkan turnover intention didefinisikan sebagai niat perpindahan. Dalam konteks dunia organisasi perusahaan, kata turnover selalu melekat dengan kata employee atau dalam bahasa Indonesia diartikan karyawan. Employee turnover atau perpindahan karyawan dalam dunia kerja dapat diartikan sebagai pergerakan atau perpindahan tenaga kerja keluar dari sebuah perusahaan. Robbins dan Judge mendefinisikan turnover sebagai penarikan diri secara sukarela (voluntary) atau tidak suka rela (involuntary) seorang karyawan dari perusahaan.
Perpindahan karyawan merupakan suatu fenomena yang sering terjadi dalam suatu perusahaan. Turnover mengarah pada kenyataan akhir yang dihadapi suatu perusahaan berupa jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan pada periode tertentu. Turnover dapat berupa pengunduran diri, perpindahan keluar, pemberhentian atau kematian suatu karyawan dalam perusahaan.
Menurut pendapat para ahli, tingkat turnover yang tinggi akan menimbulkan dampak negatif bagi organisasi, hal ini seperti menciptakan ketidakstabilan dan ketidakpastian (uncertainity) terhadap kondisi tenaga kerja dan peningkatan biaya sumber daya manusia yakni berupa biaya pelatihan yang sudah diinvestasikan pada karyawan, biaya rekrutmen dan pelatihan kembali.
           
Tingginya tingkat turnover karyawan dapat dilihat dari seberapa besar keinginan berpindah yang dimiliki karyawan suatu organisasi atau perusahaan. Keinginan berpindah inilah dalam dunia manajemen disebut turnover intention. Turnover intention merupakan keinginan karyawan untuk berpindah mengacu pada hasil evaluasi individu mengenai kelanjutan hubungan dengan organisasi yang belum diwujudkan dalam tindakan pasti meninggalkan organisasi.
Beberapa penelitian dan literatur menunjukkan bahwa intention to leave atau turnover intentions mengacu pada niat karyawan untuk mencari alternatif pekerjaan lain dan belum terwujud dalam perilaku nyata. Martin & Kaufman (2013) memperkuat teori tersebut yang menyatakan bahwa intent to quit merupakan sebuah sinyal awal akan terjadinya sebuah tindakan karyawan untuk keluar dari perusahaan.
Jadi, bahasa gampangnya dalam memahami turnover dan turnover intention ini adalah apabila karyawan telah pindah dari suau perusahaan maka itu dimaknai sebagai turnover. Sedangkan turnover intentions adalah keinginan karyawan untuk berhenti dari suatu perusahaan atau memutuskan hubungan dari suatu perusahaan, namun belum sampai pada tahap melakukan perpindahan kerja.
Nah jadi sudah jelaskan apa itu turnover dan turnover intention. Lalu apa yang mendasari karyawan punya niatan untuk pindah kerja? Saya akan coba untuk membahasnya di artikel berikutnya atau klik disini untuk lebih jelasnya

Sumber : dari berbagai sumber
@ndy

No comments :

Post a Comment