Tuesday, September 8, 2015

Talent Management


Aris, seorang corporate communication manajer, baru saja memulai hari pertama masuk kerja di sebuah perusahaan baru. Perusahaan tersebut bergerak di bidang jasa konsultansi manajemen. Sebelumnya, ia bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang yang sama selama 5 tahun. Tawaran menggiurkan yang tidak didapati perusahaan lama  membuat Aris tidak berlama - lama untuk memutuskan pindah kantor.  Dalam kasus ini seorang Aris telah “dibajak” oleh perusahaan lain. Dan hal itu wajar - wajar saja, karena pindah atau tidak pindah kantor merupakan hak setiap karyawan.



Fenomena “bajak membajak” sumber daya manusia (SDM) merupakan sebuah hal yang biasa dalam rutinitas sebuah bisnis, apapun bisnis yang sedang dijalankan. Dunia sepakbola merupakan satu contoh kasus “pembajakan” SDM yang paling fenomenal.  Kenapa fenomenal? karena melibatkan uang yang tidak sedikit, bahkan terkesan tidak rasional. Sepakbola kini bukan hanya kegiatan olahraga yang menyehatkan tubuh saja, melainkan sebuah bisnis besar yang sangat menggiurkan para investor. Agar bisnis tersebut menguntungkan, maka dibutuhkan para pemain sepakbola handal.

Proses pembajakan atau rebutan SDM ini sebenarnya mengikuti pola yang sudah ada dalam sejarah manusia. Saat manusia masih hidup dengan mengandalkan hasil buruan hewan, mereka saling rebut daerah buruan atau hasil buruan. Saat manusia memulai bercocok tanam mereka juga rebutan lahan pertanian. Lahan - lahan yang subur dan dapat menghasilkan menjadi rebutan. Zaman industri juga demikian. Manusia rebutan akan perlunya sebuah teknologi dan modal agar industri yang mereka bangun dapat terus berjalan. Dan kini, eranya sebuah pengetahuan yang bicara. Manusia berebut mendapatkan sebuah kualitas terbaik dari pengetahuan dan keterampilan manusia. Manusia yang mempunyai dua hal tersebut akan menjadi rebutan banyak orang.

Munculnya fenomena rebutan SDM di lingkungan perusahaan ini, tidak terlepas dari minimnya stok SDM berkualitas. Memang, dalam rebutan SDM tersebut, pihak perusahaan selalu melihat kualitas SDM yang akan dipinang. Bukan sembarang karyawan. SDM tersebut harus mampu menunjukan track record yang baik di perusahaan sebelumnya. Kompetensi, baik itu soft ataupun hard kompetensi yang dimiliki seorang karyawan menjadi salah satu acuannya. Disamping itu performance karyawan juga menentukan tingginya nilai seseorang. Performance yang konsisten dan cenderung naik setiap kali evaluasi karyawan kerap menjadi acuan. Nah, dalam bahasa manajemen orang - orang yang bermutu tersebut sering kali disebut talent.

Sudut pandang lain mengatakan talent adalah orang – orang yang mempunyai kualitas terbaik yang dibangun, dibina oleh sebuah perusahaan guna proses jangka panjang. Mereka lah yang akan menjadi penerus bisnis perusahaan kelak. Mungkin kita tahu biasanya dalam sebuah proses rekrutmen ada lowongan manajemen trainee (MT). Nah inilah salah satu cara perusahaan untuk merekrut para talent-talent tersebut, selain membajak talent perusahaan lain. Mereka akan dibina oleh perusahaan agar dapat menjadi generasi penerus perusahaan. Oleh karena itu proses pembentukan talent-talent membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Lalu bagaimana jadinya apabila para talent yang sudah dibina lama tersebut dibajak oleh perusahaan lain? Maka dari itu, sudah merupakan tugas perusahaan agar para talent tersebut betah di tempat kerjanya. Sebab apabila tidak, kerugian yang besar pasti akan menimpa perusahaan. Disamping materi yang sudah dikeluarkan, perusahaan juga akan mengalami kerugian dari sisi tenaga dan waktu. Perusahaan harus mencari lagi orang baru dan harus melatihnya dari nol. Dengan demikian perusahaan akan lambat berkembang.

Nah agar para talent tersebut tidak mudah pindah kantor tergoda rayuan perusahaan lain, maka diperlukan sebuah alat untuk mengelola mereka. Biasanya hal tersebut bernama talent management. Ada banyak cara dalam menerapkan talent management. Tergantung dari budaya dan kebijakan perusahaan. Tapi secara umum biasanya perusahaan akan melakukan sebuah proses talent management yang terdiri atas :

  1. Proses rekrutmen dan seleksi yang ketat. Inilah proses awal karir sebuah talent akan memasuki sebuah perusahaan. Dengan melakukan langkah ini, perusahaan akan mendapatkan talent-talent yang berkualitas.
  2. Pemetaan talent. Hal ini dilakukan agar para talent dapat dikelompokan kedalam kompetensi dan keahliannya masing - masing. Pihak perusahaan akan dengan mudah memantau perkembangan setiap talentnya.
  3. Talent pool. Merupakan sebuah hasil saringan dari para talent terbaik di setiap kelompoknya. Para talent best of the best yang dimasukkan dalam talent pool ini akan dibandrol ”NOT FOR SALE” untuk perusahaan lain. Karena merekalah yang akan dipromosikan guna meneruskan kepemimpinan bisnis perusahaan. Biasanya talent pool ini berisikan 3% dari setiap populasi karyawan setiap unit.
  4. Talent satisfaction. Inilah faktor kunci yang akan menjadikan para talent betah bekerja di sebuah perusahaan. Program ini memanjakan para talent dengan berbagai fasilitas dan pengembangan. Hal ini meliputi :
-          Kebutuhan untuk hidup. Para talent akan diberikan sistem renumerasi pendapatan yang kompetitif dengan perusahaan lain. Barbagai fasilitas dan kemudahan dalam menyikapi beban hidup harus disediakan perusahaan. Kalu perlu lebih besar dari perusahaan lain.
-          Kebutuhan untuk berkembang. Para talent juga manusia. Kebutuhan untuk mengembangkan potensi diri juga amat dibutuhkan. Oleh karena itu pengembangan karir yang jelas dan kesempatan untuk belajar yang besar amat diminati para talent.
-          Kebutuhan untuk berkontribusi. Para takent membutuhkan sebuah tantangan dan keinginan yang besar dalam memajukan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan yang memberikan kebebasan dan kreativitas yang besar kepada para talent akan membuat  mereka berlama - lama di kantor.
-          Kebutuhan untuk dicintai. Budaya kerja yang nyaman layaknya hidup di tengah keluarga merupakan salah satu keinginan setiap karyawan. Dengan budaya kerja yang demikian dapat menghidupkan mental para talent.
-          Kebutuhan untuk meninggalkan warisan. Para talent akan berlomba-lomba untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaanapabila perusahaan menghargai setiap kerja mereka. Hasil karya mereka akan terekam terus diperusahaan sampai diganti dengan yang lebih baik.

@ndy

No comments :

Post a Comment